Kamis, 05 Juli 2012
Tidak seperti biasanya,
sore-sore begini saya membuka facebook dan menyalakan chat room. Begitu
melihat deretan nama teman yang sedang online tiba-tiba saya tertegun,
memandang sebuah nama yang sepengetahuan saya jarang sekali online. Sebut saja
dia K, dia ini seseorang yang membuat saya galau selama setahun terkahir ini.
Saya sempat terdiam beberapa saat dan mulai menangis. Kemudian saya segera
mengirim pesan singkat kepada teman dekat saya yang memang kebetulan sedang
online juga. Saya meminta pendapatnya, apakah saya harus menyapa dia dan
bertanya mengenai hal yang selama ini ingin sekali saya tanyakan. Kemudian
teman saya menjawab, “coba saja, tapi kalau dicuekin pasti nggak enak”.
Aah, dia benar, beberapa pesan saya saja tak pernah dia
balas. Dia seperti menghindar.
Setelah itu saya benar-benar menangis, hal yang sudah 6
bulan lebih ini saya tidak lakukakan, saya membuat janji dengan diri saya
sendiri untuk tidak lagi menangis hanya karena dia. Dan saya bisa. Tapi detik
itu saya sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk tidak menangis.
Kemudian ditengah tangisan saya, saya meminta pendapat
kepada teman dekat saya yang lain, saya bahkan menceritakan bahwa saya sedang
menangis. Dia kemudian menyuruh saya untuk mencoba menyapa, dan tentunya juga
bertanya. Awalnya saya masih memberi alasan bahwa saya enggan menyapanya
terlebih dahulu. Saya takut, lebih tepatnya. Kemudian setelah dengan berbagai
pertimbangan saya menyapa K. saya memberanikan diri mengatakan apa yang
harusnya saya katakan. Dan, dia bergeming. Tidak membalasanya. Oke, tidak
masalah. Setidaknya saya bisa merasa lega, sangat lega. Beban selama hampir
satu tahun ini perlahan menguap, meski memang harus saya akui ada rasa sakit
yang menghampiri hati saya.
Seperti kata teman saya. ‘dunia ini tidak hanya sekedar
cinta buta’
Ya, dia benar, saya masih punya banyak cinta yang dapat
saya berikan pada orang-orang disekeliling saya, dan mungkin memang dia bukan jodoh saya.
Setidaknya saya percaya tuhan ingin saya mempersiapkan diri menjadi lebih baik
lagi, itu sebabnya Dia memisahkan saya dan K.
*terima kasih untuk yang sudah membuat saya berani
mengambil keputusan*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar